Stun MeStun MeStun Me

Cari Apa yang Kamu Mau!

Mau ke Mana?

JJB (1), Subak dan Museumnya

Nah, pasti banyak yang bertanya, apa itu JJB? JJB adalah singkatan dari Jalan-Jalan Berbudaya, jadi pembaca gampang mengingat judulnya. Tapi untuk apa kami membuat post JJB ini? Tau nggak apa sebabnya?! Karena, kami ingin pembaca sekalian tau juga tempat-tempat berbudaya, khususnya di Bali. Nah, kalo udah penasaran apa isinya, baca aja deh!

JJB pertama ini kami tulis dengan tema "Subak". Nah, bisakah kamu mendefinisikan Subak itu? Lalu, pasti semua punya definisinya sendiri-sendiri, kan?! Contohnya saja, Grader (1979: 1) mendefinisikan subak sebagai “sekumpulan sawah-sawah yang dari saluran yang sama atau cabang yang sama dari suatu saluran, mendapat air, dan merupakan pengairan”. Sedangkan Korn (1932: 59) mendefinisikan subak sebagai “badan hukum yang kelihatan dari kenyataan yang dimilikinya berupa uang, beberapa bisang tanah kering dan basah, pura serta bangunan kecil untuk berapat”.


Nah, dari dua contoh diatas saja, definisinya sudah berbeda. Ini dikarenakan definisinya diambil dari aspek yang berbeda. Crader meninjau subak dari aspek fisiknya, sedangkan Korn meninjau subak dari tiga aspek, yaitu aspek religius seperti pura sebagai tempat bersembahyang warga subak; aspek sosial seperti kegiatan dalam melakukan rapat di balai Subak; serta aspek fisik yang berupa bangunan-bangunan, kekayaan meterial berupa tanah kering dan tanah basah yang dimiliki subak.

Subak juga diatur di dalam perundangan-undangan, antara lain terdapat di dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 02/PD/DPRD/1972 tentang irigasi, di dalam pasal 4 termasuk pengertian subak yang berbunyi “Subak adalah masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio-agraris religius yang secara historis didirikan sejak dahulu kala (tepatnya sejak 1071 M) dan berkembang terus sebagai organisasi pengusaha tanah dalam bidang pengaturan air dan lain-lain untuk persawahan dari suatu sumber air di dalam suatu daerah.”


Bagaimana, masih bingung dengan pengertian Subak? Mungkin kalau kita tulis to the point, Subak adalah sistem pertanian adat di Bali, yang mencakup segala komponen-komponen dalam hal pertanian adat di Bali. Komponen Subak tersebut terbagi menjadi tiga komponen, yaitu komponen fisik, komponen sistem sosial, dan komponen nilai budaya. Komponen fisik berupa prasarana dan sarana Subak, komponen sistem sosial berupa pengelolaan atas komponen fisik tersebut, dan komponen nilai budaya berupa nilai-nilai, norma-norma, hukum, dan aturan-aturan khusus.


Subak mempunyai landasan filosofis, yaitu Tri Hita Karana (tiga penyebab kebahagiaan). Tri Hita Karana ini mengacu ke dalam tiga unsur, yaitu (1) unsur parahyangan (preevat) yakni berupa bangunan pura subak sebagai perwujudan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) unsur pawongan (semi public) yakni perwujudan hubungan yang harmonis di antara warga subak; dan (3) unsur palemahan (public), yang berwujud lahan sawah serta semua prasarana dan sarana irigasi tersebut. (Jelantik, 1991: 215)

Secara khusus, Subak mengurus berbagai hal tentang pertanian di Bali. Mulai dari pembagian irigasi, penentuan pola tanam, langkah-langkah dari mulai menanam sampai panen, dan banyak lagi. Maka dari itu, Subak memiliki susunan organisasinya sendiri. Seperti, ketua Subak (Pekaseh), Juru Tulis, Juru Raksa, dan Kelihan Tempek.


Organisasi tradisional ini telah digunakan di 100.000 hektar sawah di Bali. Wow, banyak juga ya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, Subak juga tetap ajeg (lestari) di muka bumi ini, karena Subak selalu membuka diri dan menerima tekologi baru. Misalnya, mengganti bajak kerbau dengan traktor.


Subak merupakan fenomena sosial budaya. Ya, dari pernyataan-pernyataan diatas kita dapat mengambil kesimpulan seperti itu. Budaya dalam organisasi Subak sangatlah beragam. Seperti, adat-istiadat, nilai religius, tetap dijaganya budaya leluhur, dll. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Bali semestinya tau budaya tersebut. Tetapi kalau mau tau, kita tidak perlu pergi ke sawahnya langsung. Memangnya, siapa yang mau ditanyakan di tengah sawah? Kalau ingin mengetahuinya dengan lengkap, berkunjung saja ke Museum Subak di Jalan Gatot Subroto, Desa Sanggulan, Kabupaten Tabanan, sekitar 20 kilometer arah barat Kota Denpasar.

Museum yang bernama lengkap Museum Mandala Mathika Subak ini terdiri dari dua bagian, yaitu Museum Induk (tertutup) dan Museum Terbuka (Open Air Museum). Di dalam kompleks museum dengan areal seluas 6 hektar ini, terdapat ruang pameran, ruang audio visual, ruang belajar, fasilitas penginapan, perpustakaan, kantor dan miniatur sistem irigasi. Jadi, kita bisa mendapat informasi Subak secara lengkap, tanpa harus ke tengah sawah!


Sumber : Karya Ilmiah, Dok. Penulis

Sumber Gambar : www.google.com

:)

Baca Selengkapnya...

Teknologi (2), Teknologi Handphone dari Masa ke Masa

Kita semua pasti tau, apa itu Handphone (telepon genggam) atau biasa disebut dengan HP. Fungsi utama HP adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain di mana saja dan kapan saja. Tapi, gimana sih sejarah teknologi HP? Nah, ayo kita lihat di paragraf selanjutnya!

Terbentuknya HP tidak lepas dari adanya penemuan telepon. Ya, fungsinya aja sama! Tapi, HP agak berbeda. HP
adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Jadi, memang lebih praktis pakai HP. Dan saat ini, Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access).

HP pertama kali digunakan di negeri Paman Sam, Amerik
a, pada tahun 1947. Dan alat canggih ini pun beredar dengan cepat di seluruh dunia. Ini pun bisa terjadi dengan adanya perusahaan-perusahaan besar yang membuat HP sampai sekarang, seperti Nokia, Motorola dan Sony Ericsson.

Teknologi HP berkembang dari generasi ke-0 sampai generasi ke-4.
Uraiannya dapat kita lihat di bawah ini. Check this out!

Generasi ke-0 (0-G)


Generasi ke-0 tidak lepas dari berkembangnya radio. Dengan berkembangnya radio, telepon seluler pun berkembang juga. Ini dibuktikan dengan adanya alat komunikasi di medan perang dunia ke-2, yaitu handie talkie.

Generasi ke-1 (1-G)

Generasi ke-1 adalah generasi telepon seluler pertama yang sebenarnya dan telah mengubah dunia menjadi seperti masa kini. Ciri dari telepon selular 1-G adalah berat HP yang mencapai 800 gram, ada antenanya, dan teknologi yang digunakan masih bersifat analog yang dikenal dengan istilah AMPS (frekuensi berkisar antara 825 Mhz- 894 Mhz). Kekurangan dari telepon seluler 1-G adalah beratnya yang terlalu besar dan mobilitas pengguna yang terbatas pada jangkauan area telepon seluler.

Generasi ke-2 (2-G)


Generasi ke 2 muncul pada tahun 1990-an, dengan adanya CDMA di Amerika dan GSM di Eropa. 2-G sudah mengubah sinyal analog yang dipakai pada generasi 1-G menjadi sinyal digital, sehingga telepon seluler menjadi lebih lengkap dan canggih dengan adanya fitur pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Tentunya, ponsel 2-G lebih diunggulkan dari generasi sebelumnya, karena selain memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital, ponsel 2-G juga menggunakan sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membahayakan penggunanya.

Generasi ke-3 (3-G)

Generasi ke-3 ini memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. 3G memang menyediakan fitur high-speed data access sehingga memungkinkan tersedianya layanan-layanan data yang lebih menarik, namun tetap saja 3G memiliki kelemahan. Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini. Yah, pengguna 3G memang belum banyak.

Generasi ke-4 (4-G)

Generasi ke-4 ini merupakan sistem telepon seluler yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi wireless yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dll. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan dimana saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing, game on-line , dll. Pokoknya bagus deh!

Nah, sekarang jadi tau kan, generasi HP dari masa ke masa? Handphone pun bisa menjadi alat multifungsi, karena memiliki fitur yang berbeda dari masa ke masa. Seperti adanya MP3 Player, kamera, game, televisi, dan fitur Internet. HP pun bisa berubah menjadi HP Pintar (smart phone) jika di dalamnya terdapat Operating System (OS). Bentuknya pun bisa berbeda-beda, dari CandyBar, ponsel QWERTY, atau touchscreen. Tapi yang pasti, secanggih-canggihnya handphone, fungsi utamanya tidak bisa ditinggalkan. Yaitu, untuk berkomunikasi dengan orang lain dimana saja dan kapan saja.

Sumber : www.wikipedia.org

Sumber Gambar : www.google.com

:)

Baca Selengkapnya...

JJB (2), Desa Budaya Penglipuran

Di JJB kedua ini, kami menulis tentang Desa Budaya Penglipuran. Wah, apa itu desa budaya? Desa budaya adalah desa yang memiliki peninggalan budaya, adat istiadat maupun tradisi yang sampai sekarang masih dilestarikan dan menjadi bagian kehidupan masyarakat desa setempat (Widi Utaminingsih, 2007). Nah, kalau sudah mengerti, kita lanjutkan ke Desa Penglipuran yang terletak di Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, arah utara kota Bangli.

Desa yang luasnya 300.000 m2 ini adalah salah satu desa budaya yang ada di Bali (bukan satu-satunya ya. Ingat, masih ada Desa Tenganan di Karangasem). Desa dengan konsep Traditional Village ini menyuguhkan sesuatu yang masih alami, dimana situasi desa yang tertata rapi dengan menghadirkan rumah yang masih tradisional, bangunan rumah adat Bali, angkul-angkul (pintu masuk) rumah yang sama, dan atap rumah yang terbuat dari bambu. Jumlah penduduk di desa yang dikelilingi oleh hutan bambu ini hanya 114 kepala keluarga, dengan lokasi rumahnya terbentang dari selatan ke utara dan di utara desa diakhiri oleh sebuah Pura (tempat suci Agama Hindu) yang merupakan pusat peribadahan masyarakat setempat. Pura ini disamping sebagai tempat peribadahan juga menjadi objek bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung kesana.

Menurut Widi Utaminingsih (pemberi pendapat tentang desa budaya, dapat dilihat di atas), setiap desa budaya yang ada di wilayah Bali memiliki potensial yang bisa dikembangkan baik dari segi adat-istiadat, seni maupun tradisi serta peninggalan budaya nenek moyang. Pernyataan ini memang betul adanya, karena banyak sekali orang yang tertarik untuk melihat langsung Desa Budaya Penglipuran ini. Uniknya, bagi wisatawan yang berkunjung dapat memasuki rumah-rumah penduduk sambil berkomunikasi dengan penghuninya yang ramah. Ada juga yang beristirahat sejenak disana, sekaligus melihat-lihat hasil home industry (hasil kreatifitas penduduk desa yang terbuat dari bambu dan kayu). Jadi, kita harus tetap menjaga desa budaya seperti ini di Bali. Karena, banyak sekali manfaat dari adanya desa budaya ini. Okay?!

Sumber : Karya Ilmiah, Dok. Penulis

Sumber Gambar : www.google.com

:)

Baca Selengkapnya...

Teknologi (1), TV yang terus Maju

Kalian semua pasti tau televisi (TV) kan? Hampir di setiap rumah di dunia ini, ada TV-nya. Namun, apa kalian tau bagaimana sejarah TV sampai kita bisa menikmatinya sekarang? Apa, kalian belum tau?! Ok, kalau begitu baca terus post ini, ya!

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Memang itu fungsinya, bukan?

TV pertama kali ditemukan oleh George Carey pada tahun 1876. Tapi, bentuknya nggak langsung jadi kayak TV jaman sekarang. Yang ia buat masih berbentuk selenium camera, yang memiliki gambaran supaya seseorang dapat melihat listrik. Perkembangan itu terus berlanjut. Sampai pada tahun 1884, Paul Nipkov, seorang ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis. Ini adalah cikal bakal Televisi.

Tahun berganti dengan tahun, dan akhirnya pada tahun 1897, Tabung Sinar Katoda atau Cathode Ray Tube (CRT) diciptakan oleh ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dasar televisi layar tabung. Nah, yang aneh adalah pada tahun 1900. Pada tahun ini, istilah Televisi baru digunakan. Yang menemukan istilah ini adalah Constatin Perskyl.

Waktu terus berlanjut, dan banyak orang mencoba untuk membuat TV yang lebih canggih. Mulai dari memperbesar resolusi, menyempurnakan tabung katoda, membuat TV dari hitam-putih menjadi berwarna, dan banyak lagi. Dan semua itu membuahkan hasil yang membanggakan, seperti adanya TV LCD, Plasma, dan CRT yang lebih canggih dengan hasil gambar yang lebih cemerlang dan stabil. Kita jadi bisa menikmati TV dengan mudahnya. Bahkan, zaman ini banyak ada HP (Handphone) yang menyediakan TV, sehingga kita bisa menonton TV dimana saja dan kapan saja. Menarik, bukan?

Tentunya, dekade 2000-an ini pun, manusia masih akan membuat TV menjadi lebih canggih lagi. Misalnya, mengganti siaran TV analog menjadi TV digital. Yah, kita tunggu saja!

Sumber : www.wikipedia.org

Sumber Gambar : www.google.com

:)

Baca Selengkapnya...

Computer's Joke

Lelucon (Joke) biasa digunakan untuk membuat orang terhibur. Begitu juga dengan lelucon kali ini. 3 lelucon ini bertemakan tentang komputer. Dengan 3 lelucon yang lucu ini, kami harap semoga kamu terhibur, okay?? Tapi sayangnya, lelucon ini berbahasa Inggris. Bagi yang tidak mengerti, maaf ya!

1. Windows Problem

Anna had a problem with her printer. She called the printer help desk number to ask about it. The technician there asked her, "Do you running it under Windows?" "No, my desk is next to the door. Hm, but that's a good point." "What do you mean?" "My friend in the cubicle next to me is sitting under a window and her printer is working fine."

2. P?

Tech support : "OK Bob, please press the control and escape keys at the same time. That brings up a task list in the middle of the screen. Now type the letter 'P' to bring up the Program Manager."

Bob : "I don't have a 'P'."

Tech support : "On your keyboard, Bob."

Bob : "What do you mean?"

Tech support : "'P' on your keyboard, Bob."

Bob : "I'm not going to do that!"

3. Where does the Yellow Color Go?

When I worked as a Tech Support for a computer company, I got a call from a customer with a problem I just couldn't solve. She couldn't print yellow. All the other colors would print fine, which really baffled me because the only true colors were cyan, magenta, and yellow. For instance, green is a combination of cyan and yellow, but green was printed fine. Every color of the rainbow printed fine except for yellow. I asked the customer to change the ink cartridge and delete and reinstall the drivers, nothing worked. After one hour troubleshooting, we still couldn't solve the problem. When I was about to tell the customer to send the printer to us for repair, she asked quietly, "Should I try printing on a piece of white paper instead of this yellow paper?"

Sumber : Majalah C'nS, LBPP LIA

:)

Baca Selengkapnya...