Stun MeStun MeStun Me

Cari Apa yang Kamu Mau!

Mau ke Mana?

Budaya Tertib Berlalu Lintas, Sudahkah Ada di Indonesia?

Indonesia, adalah negara yang memiliki penduduk yang sangat banyak. 250 juta jiwa! Bayangkan seberapa banyaknya itu! Dengan zaman yang sudah semakin memerlukan kecepatan bekerja dalam waktu yang terbatas, orang pun wajib pergi dengan cepat dari satu tempat ke tempat lainnya. Yang digunakan untuk pergi adalah alat transportasi dan tempat beroperasinya alat tranportasi, ya jalan raya. Coba kita bayangkan, sebegitu banyaknya orang yang perlu pergi dalam waktu sama dan lalu berkumpul di jalan raya. Apa yang terjadi? KEMACETAN!

Ya, macet seperti masalah utama di negeri ini. Hal ini sering terjadi di kota besar, seperti Jakarta. Denpasar pun juga sering macet. Memangnya, apa sih penyebab macet di negeri ini? Selain banyaknya kendaraan pribadi dan kurangnya jalan dan angkutan umum, masih ada satu penyebab lagi. Yaitu, kurangnya budaya tertib berlalu lintas.

Kemacetan, biasanya diperparah dengan kurangnya ketertiban. Ini juga menimbulkan banyaknya kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Sekarang, mari kita lihat, hal-hal apa saja yang menyebabkan tidak adanya budaya tertib berlalu lintas di Indonesia.

1. Menerobos lampu merah dan tak menaati rambu lalu lintas
Di dunia ini, ada banyak sekali orang yang tidak sabar, ya kan? Apakah kamu salah satu dari orang itu? Hm, ketidak sabaran ini bisa juga terjadi di lampu lalu lintas. Ya, saat lampu merah, kadang-kadang ada saja yang menerobos lampu merah. Ada juga yang tidak menaati rambu lalu lintas. Misalnya, mestinya dia berbelok ke kiri, tapi dia malah berbelok ke kanan. Hal ini dapat membahayakan dirinya sendiri dan juga orang lain. Mungkin saja maunya dia dapat untung, tapi dapatnya malah buntung! Jadi, jangan coba-coba melanggar aturan, ya!

2. Kendaraan berjalan di trotoar
Hal ini bisa terjadi, juga karena kurangnya kesabaran. Biasanya, dilakukan oleh pengendara sepeda motor. Jadi, saat macet, si sepeda motor naik ke trotoar. Mungkin bagi si pengendara sepeda motor, itu menjadi praktis. Tapi tidak bagi pejalan kaki! Masa, tempat berjalan diambil oleh sepeda motor! Saya (Arya) juga pernah mengalami hal seperti ini. Malahan, saya diklakson oleh pengendara motornya, biar menepi sedikit. Padahal, yang mempunyai hak sepenuh-penuhnya untuk menggunakan trotoar adalah, pejalan kaki! Maka dari itu, para pengguna sepeda motor dimohon kesadarannya untuk tidak merampas hak dari pejalan kaki. Karena, selain mengganggu, juga dapat membahayakan si pengguna motor dan si pejalan kaki. Oke, no more naik ke trotoar!

3. Menggunakan handphone (HP) saat mengemudi
Nah, ini mungkin paling sering kita lihat. Atau paling sering kamu lakukan? Mungkin kita bertanya-tanya, orang-orang apakah sebegitu terburu-burunya, sampai-sampai menyelam sambil minum air? Malahan, ada orang yang menjepit HP-nya di antara helm dan kepalanya. Sebegitukah tak ada waktu untuk membalas SMS atau menelpon balik setelah sampai di tujuan? Kan bisa, kalau ada telpon yang sangat penting, berhenti sebentar di tepi jalan. Karena, jika menerima telpon sambil mengemudi, akan membagi konsentrasi, dan konsentrasi pun menjadi buyar. Maka dari itu, jangan pernah, jangan pernah mencoba memencet tombol-tombol hp untuk membalas SMS atau menerima telpon pada saat mengemudi di jalan raya. SANGAT BERBAHAYA!!

Nah, itulah beberapa penyebab mengapa budaya tertib berlalu lintas masih kurang di Indonesia. Yang pasti, kita harus selalu ingat bahwa jalan adalah milik kita bersama. Maka dari itu, kita jugalah yang harus menjaga ketertiban di jalan. Kalau bukan kita sebagai pengguna, siapa lagi? Kita bisa mulai dari diri sendiri. Dan tentunya, selalu mengingatkan orang lain agar menaati rambu-rambu lalu lintas. Sehingga budaya tertib berlalu lintas, bisa menjadi budaya Indonesia!

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar